Rabu, 15 Desember 2010

Pak tio Sang Pendorong Gerobak


Ketika saya berjalan jalan kepasar yang disesaki oleh beragam orang yang mempunyai berbagai macam pikiran dan pekerjaan, teriris hati saya ketika mata tertuju pada seorang Bapak-bapak tua renta yang duduk diatas sebuah gerobak usang di pinggiran jalan.
Saya coba untuk mendekati sang Bapak dan bertanya, “lagi kenapa Pak? Sang Bapak menjawab, “biasa nak saya lagi menunggu tamu yang hendak membutuhkan sedikit bantuan tenaga saya, apakah anak membutuhkan bantuan tenaga saya membawa barang dagangan anak?”
Saya langsung terharu dengan tawaran itu, kemudian saya pun mengajak sang Bapak untuk berkenalan dan mampir disebuah warung makan yang ada di sekitar sambil bertanya jawab.
Pak Tio, itu nama sang Bapak tua renta yang bekerja sebagai tukang pendorong gerobak. Profesi ini sudah dijalaninya sejak usia 45 tahun ketika beliau terkena PHK massal disebuah perusahaan ternama. Demi menghidupi ke 3 anaknya untuk bersekolah beliau terpaksa mengambil pekerjaan sebagai pendorong gerobak. Dengan penghasilan berkisar antara 20-30 ribu perhari beliau dapatkan, serasa tidak sebanding dengan tenaga yang beliau keluarkan.
Saat ini sang Bapak sudah berusia 60 tahun dan masih mendorong gerobaknya, memang tenaganya tidak sekuat dan segagah dahulu, kondisi pisik sang Bapak yang sudah mulai sakit-sakitan dan tubuh yang hanya tebungkus oleh kulit tuanya yang kurus keriput tidak mengalahkan semangat beliau untuk tetap mencari nafkah buat sang anak tercinta, dengan harapan nantinya si anak bisa lebih berhasil dari beliau.
Percakapan terhenti ketika ada seorang tamu yang berkunjung kepada beliau untuk meminjam sedikit tenaga membawa barang dagangannya. Dengan tertatih-tatih dan wajah yang ceria Bapak mulai mendorong sang gerobak usang menuju tempat yang diinginkan sipelanggan.
Alangkah mulianya hatimu Bapak, disaat mentari diufuk timur kau mulai beraktifitas dan disaat mentari keembali keperaduan kau pulang. Semangatmu tetap tegar walaupun usia telah renta.
Wahai penguasa, pernahkah engkau melirik dan memperhatikan nasib rakyat kecil yang hanya mengharapkan uang ribuan rupiah perhari untuk memenuhi hidup.
Tetap semangat Pak Tio, semoga semangatmu bisa ditiru oleh kaum muda saat ini dan semoga nantinya penguasa akan lebih memperhatikan rakyatnya yang dibawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Data blankspot